Monday, October 30, 2017

Throwback Lamaran



































Prosesi lamaran Keluarga Dendi kepada Keluarga Dinda Januari Cipta
Senin, 24 April 2017
Bertempat di Kediaman Dinda Januari Cipta
Foto dan Video oleh Ibrahim Fahmi Aziz & Khansa Fadia Kamila
Kain Dinda Januari dan Kemeja Dendi oleh Batik Keris
Custom cake lamaran oleh Eliyana Safitri


Thursday, October 19, 2017

a happy ending or a new begining ?

Bulannya hujan, sendu mendu yang cocok untuk menulis lagi. Tapi, kabar bahagia kali ini.
Any body can guess what it is?


Ahad, 16 Juli 2017 akhirnya aku resmi dipersunting oleh seseorang yang namanya sering aku tulis di blog ini sejak tahun 2012. Seseorang yang bolak balik mengisi hari-hari sampai ke relung hatiku. Seseorang yang bahkan jika dia melakukan 1000x kesalahan, toh akhirnya kumaafkan juga. Seorang kakak kelas sewaktu sekolah dasar, teman satu jemputan, dan tetangga. Dendi namanya.

Teringat bulan Januari itu aku menulis di blog ini, dan sama sekali tidak menyangka bahwa 6 bulan setelahnya bisa jadi istri orang. Sampai-sampai aku - yang dari dulu selalu punya cita-cita mengabadikan setiap momen persiapan menikah di blog ini - lupa. Lupa, karena kesibukan mengurus segala persiapan pernikahan. Lupa, karena sering adu argument yang menjadi bumbu-bumbu pasangan yang hendak menyempurnakan separuh agamanya. Lupa, karena terlalu excited (?)


Pagi hari tanggal l6 Juli 2017 aku terbangun dengan perasaan yang campur aduk. Seneng akhirnya impian untuk menikah pada umur 25 tahun sebentar lagi akan terlaksana (kala itu). Sedih, karena masih banyak dosa sama orang tua, masing banyak hutang budi, tapi malah mau menikah dan meninggalkan rumah. Nervous, karena ijab qobulnya belum terjadi, ada perasaan tegang juga bagaimana acara akan berlangsung. Apakah hari ini akan hujan? Apakah Dendi akan lancar mengucapkan akad nikah? Apakah akan banyak tamu undangan yang hadir? Apakah makanan yang kami sajikan enak? Apakah cukup untuk memenuhi harapan para tamu undangan?

Hanya bisa menyerahkan semuanya pada Allah SWT. Karena, di luar dari usaha yang telah dilakukan ada beribu-ribu doa yang kami panjatkan untuk kesuksesan hari ini. Beberapa sujud malam dan tangisan kami yang hanya Allah yang mengetahui. Uang, tenaga, do'a. Semuanya.

Hingga hari itu Alhamdulillah berjalan sangat lancar, apa yang kami harapkan Alhamdulillah terjadi. Hari cerah tidak hujan. Dendi hanya 1x mengucapkan ijab qobul dan langsung disusul sautan "SAH" dari tamu undangan dan saksi nikah. Tamu yang kami undang banyak yang hadir. Banyak hadiah, uang, harapan dan do'a kami terima di hari tersebut. Hari yang sangat ditunggu-tunggu dan amat berarti bagi kami. Selesai acara tidak ada hutang. Acara berlangsung sederhana dan khidmat. Alhamdulillah wa syukurillah.. Akhirnya kami resmi menjadi Mr. & Mrs. Dendi. Mohon do'a nya Insya Allah sampai Jannah. Aamiin yaa Rabbal alamiin..

Mr. & Mrs. Dendi selesai akad nikah

Mr. & Mrs. Dendi dengan menggunakan baju adat khas betawi bewarna kesukaan Dendi; blue navy

Saturday, January 21, 2017

For you.

I don't know what I am supposed to do but I think, I should write this.

Halo.
Kamu, yang sedang membaca ini dengan bertanya-tanya.
Tunggu, bertanya-tanya? apakah malam ini kamu tidak bisa tidur?
Apakah itu disebabkan karena kita, yang tak lagi sama?

Hai.
Sudah berapa lama ya sejak kita pertama kali bertemu lagi dibulan Juli 2014 itu?
Apakah kau masih ingat warna baju yang kupakai kala itu?
Oh ya, aku tak peduli.
Yang kupahami, kita, kini, tak lagi sama.

Sebenarnya, aku butuh ruang untuk memahami ini. Aku butuh ruang untuk mengetahui apa jadinya aku setelah ini bukan lagi kita. Aku sadar, bukan kamu yanh berubah. Tapi kebutuhanku yang meningkat.
Aku, si-nggak-menyukai perubahan ini, terlalu sensitif kini.
Aku, si-nggak-pernah-cukup ini, selalu merasa kamu tidak bisa membagi waktumu.
Aku, si-pengintil ini, selalu ingin bersamamu.
Aku, si-tempramen ini, menginginkanmu untuk tidak mudah menyerah.
Tidak kah kau sadari itu?
Apakah harus pengakuan ini kuutarakan dulu baru kau bisa memahami aku?
Bukankah kepekaan itu akan timbul karena rasa sayang?
Jadi, siapa yang tidak sayang sekarang?

Terlalu banyak pertanyaan yang tidak bisa kujawab.
Mungkin lebih baik aku yang pergi,
sebelum perubahan seperti tahun 2012 itu menghantamku lagi.


Dari aku yang memanggilmu "Mas" lagi merajuk dan bersedih hatinya.

What do you expect from being a miserly person?

Path reminds me about something that I posted in 12 January 2016, as below:

"Karena sesungguhnya apapun yang kita miliki tidak sepenuhnya milik kita. Ada beberapa bagiannya telah dimiliki orang lain. Hanya saja, Kita, sebagai perantara, hanya belum tau kapan bagian itu akan kita berikan. Itulah mengapa semakin banyak memberi, semakin bahagia rasanya. Seperti perantara yang berhasil melaksanakan tugasnya"
I didn't really knew about what I thought the day I posted it, but I knew I was happy back then.
I wasn't happy because the amount I gave, I was happy because I can
Can you imagine the feeling of miserly people when they give?

Kalian pasti punya teman, sahabat, pasangan, saudara, atau anggota keluarga yang memiliki sifat pelit. Kadang sampai kesal sendiri menyaksikan kepelitannya. Ya, memang biasanya orang terdekatlah yang mengetahui sifat pelit. Kalau orang lain hanya bisa bilang "bukannya pelit, hanya perhitungan".Dalam hatiku menjawab "Lalu apa bedanya?"

Apa sih keuntungan menjadi orang pelit? Engga ada.
Pendapatku malah bilang capek lho jadi orang pelit itu.
Mau memberi mikir dulu: takut berkurang, takut nggak kebagian, takut miskin.
Waduh, kayak nggak punya Tuhan aja.

Padahal kalau kita percaya, semakin kita memberi akan semakin banyak yang kita terima.
Bisa saja, dari kita memberi pakaian bekas ke orang lain, orang tersebut mendoakan agar rejeki kita makin lancar.
Bisa saja, dengan bertemu orang yang minta makanan lalu kita memberinya, kita jadi sehat karena tidak makan berlebihan.
Bisa saja, dengan memberikan informasi dan bertemu banyak orang, kita jadi berumur panjang karena silahturahiim.
Ya, semua itu bisa kalau kita mengimani dan mengamalkannya.




Epilog
Aku mengenal seorang anak yang memiliki ayah pelit sampai-sampai anak ini tidak berani meminta dibelikan mainan oleh ayahnya.
Saat disisi lain aku mengenal seorang anak yang suka membohongi orang tuanya agar diberikan uang jajan.
Hidup terkadang memang tidak adil, tapi kita punya Allah SWT yang maha adil.
Perbanyak bersyukur, perbanyak memberi, karena memberi adalah salah satu cara kita mensyukuri nikmat yang Allah berikan.

Monday, December 19, 2016

edgy-december's playlist


  • Meghan Trainor - Just A Friend To You
  • Raisa - Tentang Cinta
  • James Arthur - Say You Won't Let Go
  • Hailee Steinfeld, Grey - Starving feat. Zedd
  • Timeflies - Once In A While