Thursday, July 09, 2015

Don't Judge Vennard Hutabarat by His SMS


Foto ini diambil saat Saya dan rekan saya Ticko didaulat untuk menjadi MC Anniversary Indobarca Depok yang ke-4. Hari itu kami bersyukur karena kami kedatangan seorang tamu istimewa. Tamu istimewa tersebut bernama Vennard Hutabarat atau biasa dipanggil bung Veve.
Awalnya saat briefing, panitia sempat mewanti-wanti "kayaknya agak jutek orangnya jadi MC jangan sampai salah ngomong ya?" Lalu ada yang bertanya "tau darimana orangnya jutek?" Dan dijawab lagi oleh panitia tersebut "soalnya pas ngabarin mengenai acara ini udah ngirim SMS (layanan pesan singkat) cuma dibales 'ya' doang.
Hemmm.. Sempet agak deg-deg an juga sih, tapi karena harus bersikap profesional maka Saya berusaha tenang. Acara berlangsung lancar dari pagi memulai dengan doa, sambutan ketua pelaksana dan koordinator Indo Barca Chapter Depok (IBCD), serta ucapan terima kasih pada perwakitan fanbase-fanbase yang telah menyempatkan hadir pada acara tersebut. Tiba-tiba 2 orang panitia mendekati saya dan Ticko "oke, bang ve sudah dekat, siap-siap ya".
Jeng-jeng!!
Perasaan berkecamuk campur aduk sampai melihat Bung Ve memasuki arena. Beliau datang tidak sendirian, beliau datang dengan anak perempuannya yang bernama Jojo Bell, ibunya dan beberapa asistennya. Bung Ve terlihat sebagai sosok penyayang karena Jojo Bell ingin selalu digendong oleh Bung Ve. Beliau datang bersama keluarga karena setelah dari acara kami beliau akan melanjutkan kegiatan hari itu dengan beribadah di gereja.
Sungguh luar biasa kesan pertama saya terhadap beliau. Waw, penyayanv keluarga ternyata. What's next?
Saat itu IBCD mengundang Bung Ve untuk memberikan coaching clinic pada adik-adik dari terminal depok. Sehingga begitu Bung Ve sampai Ia langsung bertanya dimana ruang gantinya karena beliau ingin berganti pakaian menjadi baju futsal.


Dendi (Koordinator Penya Barcelonista Indobarca Depok) sedang memperkenalkan bung Ve kepada adik-adik terminal Depok
 Acara dilanjutkan dengan coaching clinic, dengan sabar Bung Ve mengajari adik-adik berumur 5-13 tahun yang khusus di undang dari terminal Depok. Berkali-kali Bung Ve memanggil nama beberapa adik yang kehilangan fokus. Pada akhir sesi beliau memberikan hadiah (yang beliau bawa sendiri dari rumah, bukan dari panitia) kepada adik-adik yang beliau anggap cepat belajar dan semangat berlatih dan tidak lupa untuk menampilkan freestyle ala Bung Ve. Sungguh profesional.


Bung Ve berfoto bersama usai Coaching clinic

Seorang Vennard Hutabarat--yang notabennya adalah mantan pilar timnas Indonesia, komentator AntvBola, dan termasuk dalam 200 Nomination Best Futsal Players in the World pada tahun 2004 ini--menyempatkan hadir ditengah2 kesibukannya untuk melatih adik2 dari terminal Depok bahkan memberikan mereka hadiah. Saya merasa beruntung saat itu menjadi seorang pembawa acara (jadi bisa banyak chit-chat) dari mulai menanyakan hal2 menarik tentang futsal (yaitu proses belajar, bagaimana kita tidak boleh egois ketika bermain futsal yaah dibawa enjoy aja, memperbanyak kenalan) lalu harapan beliau untuk futsal kedepannya (semakin banyak putra-putri Indonesia yang gemar bermain futs karena saat ini futsal atau sepakbola yang menjadi mainan rakyat mulai tergantikan dengan mainan modern); hingga meminta beliau untuk memberikan sedikit ucapan "Happy Anniversary" untuk IBCD (katanya  diam2 beliau suka @FCBarcelona juga loooh) bahkan akhir kata bung Vennard ngajak main futsal bareng sambil bilang "no charge ya".


Bung Ve berfoto bersama panitia Anniversay PB Indobarca Depok yang ke-4

Semua yang awalnya saya bayangkan bahwa Bung Ve jutek atau sombong ternyata justru berbanding terbalik. Bung Vennard justru sangat down-to-earth, ditengah kesibukanny bersedia datang ke acara yang berbau sosial. Mungkin saat panitia SMS kala itu Bung Vennard sedang sibuk sehingga hanya dibalas satu kata, atau mungkin Bung Ve memang seperti itu kalau balas pesan to the point hehe. Pokoknya senang deh, kerjaan beres, dapet banyak pelajar pula. Semoga bisa bertemu dilain kesempatan, Bung. Sungguh sebuah pelajaran yang berarti.


See you next time, Bung Ve.

Tuesday, July 07, 2015

Sepakbola, Fenomena Fans Karbitan, dan Nonton Barengnya

Hallo, perkenalkan saya Dinda Januari, seorang mahasiswi yang tidak begitu menyukai sepak bola. Orang-orang sering memanggil seseorang seperti saya ini dengan sebutan "fans karbitan". Berbicara soal karbit, dalam dunia perkebunan karbit digunakan untuk membuat buah lebih cepat matang (sebelum waktunya). Misalnya buah A akan matang dalam waktu 30 hari, dengan karbit bisa matang hanya dalam 14 hari saja. Sehingga karbit banyak digunakan agar buah dapat lebih cepat dijual dan lebih cepat mendapatkan keuntungan. Keterbatasan adalah buah menjadi lebih cepat busuk bila di karbit. Mungkin hal tersebut yang membuat orang-orang akhirnya menyebut seseorang yang baru menyukai sepakbola atau baru menyukai sebuah tim sepakbola sebagai fans karbitan. Karena biasanya, si fans karbitan ini "mudah menyukai suatu tim sepakbola, lalu mudah busuk (jenuh) lalu berpindah menyukai tim sepakbola lainnya. Atau bahkan, bisa tidak menyukai sepakbola sama sekali (ketika mereka sudah jenuh)".
Saya sendiri Alhamdulillah disebut karbitan mulai tahun 2011 (berarti sekarang bisa dibilang udah nggak karbit lagi ya hehe). Dan saya adalah Cules. Yup, pasti banyak benak yang berfikir "pasti ikutan cowoknya", atau "ahelah Barca mah gampang disukain orang, tahun segitu kan pas lagi naik daun, menang mulu". Kalau saya menanggapinya dengan ketawa-ketawa aja. Toh semua orang harus jadi karbit (newbie) dulu kan baru bisa jadi expert hihi.
Saya suka Barca awalnya memang diperkenalkan oleh pacar saya. Beliau yang suka ilang "yang, aku nobar dulu yah". Sampai-sampai saya penasaran apa itu Barca terus ternyata ada yang ganteng (gubrak!). Gak deng, gatau kenapa langsung suka aja. Kayaknya sih ada faktor emang pas belum suka sama tim manapun terus dikenalin Barca jadi sukanya sama Barca. Tapi sampai saya putus dengan dia saya tetap ikut nobar (nonton bareng) Barca, kok.
Bicara soal nobar, ada beberapa hal unik yang saya pelajari selama saya mengikuti beberapa nobar sepakbola:
1. Nobar gabungan dari 2 tim yang saling beradu hampir 30% berakhir ricuh, kecuali mereka yang tingkat toleransinya tinggi. 
2. Sebagian besar tim yang tidak menerima kekalahan meluapkannya dengan "mengata-ngatai" tim yang menang. Ini pasti terjadi. Apalagi el clasico. Tidak hanya saat nobar tapi keesokan harinya di twitter, status BBM, bahkan Saya sering sekali harus menelan ocehan teman-teman saya di kampus ketika Barca menang (walaupun teman saya itu bukan Madridista). Dan ocehan "mengata-ngatai" tersebut lebih parah ketika Barca kalah. Jadi, mau Barca menang atau kalah pokoknya mereka tidak suka Barca. Itu. Alasan. Yang. Sebenarnya. Titik.
3. Bahkan beberapa ada yang menghujat tim nya sendiri "si A mainnya jelek banget bikin gw bokek", "pelatihnya bodoh banget udah tau cidera malah dimainin jadi kalah, kan". Tim nya kalah bukannya di "puk-puk-in" pas lagi butuh bahu untuk sandaran malah dibully. Situ fansnya apa bukan? Hehe.
4. Saat nobar tidak hanya fans dari 2 tim yang saling beradu loooh.
Intinya, menurut saya sepakbola itu kan permainan rakyat. Dan permainan rakyat seharusnya mempersatukan, bukan memecah belah. Mau dia fans karbitan, mau dia fans tim A, tim B, tim C toh ikutan nobar juga, toh mereka punya tingkat toleransi yang tinggi. Alasan pertama, saat nobar Barca vs Juventus liga Champion kemarin saya sebagai fans Barca (Indo Barça Chapter Depok) amat sangat bangga dengan fans Juventus (JCI Depok) karena mereka menerima kekalahan tim nya dan tidak lantas menjadikan hal tersebut sebagai alasan untuk saling menghina. Walaupun saya akui Juve bermain agak "cenderung kasar" saat final kemarin.
Alasan kedua, paling tidak 2% supporter yang datang untuk nobar adalah pacar yang tim nya beradu (ada unsur keterpaksaan hehe) atau ada juga yang memang gila bola atau gila nobar gatau deh pokoknya mau tim apa aja dia tonton. Jadi, alangkah baiknya bila tidak merembet ke tim yang lain kalau "mengata-ngatai". Saya sendiri punya teman yang gila MU tapi mau-mau aja kalau saya minta temenin nobar Barca (yang saat itu bukan lawan MU hihihihi). Nampaknya, fans sejati adalah yang mendukung tim nya saat menang, tapi juga tidak meninggalkan saat tim nya kalah. Saya aja yang dibilang "karbitan" tau, masa kamu yang ngefans udah lama enggak? Ehehehe. Sekian, terima kasih sudah dibaca semoga bermanfaat.