Sunday, October 18, 2015

The Journey and it's Support System

Semua berawal pada akhir bulan Agustus 2014 dimana suatu perjalanan yang dinamakan "skripsi" itu harus dimulai. Semua disiapkan dengan baik. Hati yang patah, menjadi motivasi kuat untuk bisa lulus dengan cepat. Kala itu yang ada dipikiran hanya harus cepat-cepat meninggalkan kampus. Akuarium dibersihkan, bak-bak tandon diisi air, selang aerasi diatur sedemikian rupa, semua siap untuk menyambut ikan datang dari Sukabumi...

Sebenarnya pemeliharaan ikan sudah dimulai sejak bulan Ramadhan tahun 2014 itu, hanya saja ketika ikan mas ditinggal lebaran ke kampung halaman, hampir 70% dari mereka mati akibat kelaparan. Sehingga harus dimulai lagi dari tahap persiapan awal. Dan kali ini, tidak boleh gagal! Pikirku.

Manusia hanya bisa berencana, tapi tetap tuhan yang menentukan.

Tidak pernah terlintas dipikiranku bahwa tema penelitian yang kuambil ini sulit sekali. Berawal dari kehabisan ide, kebetulan ditawarkan oleh dosen pembimbing akademik, dan aku meng-iya-kan. That's all. Tidak pernah terlintas bahwa prosesnya benar-benar masyaAllah nikmatnya. Darimana aku harus memulainya agar kalian mengerti?! Baiklah, mari kita mulai dengan proses TPC (Total Plate Count). Praktikumnya mudah, iya mudah karena bahan dan alatnya telah disiapkan oleh asisten laboratorium. Coba deh rasain pada saat penelitian. Harus ke Lab. dari pagi untuk membuat media agar, dilanjutkan dengan autoklaf agar tersebut, autoklaf cawan petri (sebanyak sampel), sesudahnya dituang satu per satu, belum lagi pada 5 sore hari dimana kampus sudah sepi dan mulai gelap kalian harus mengambil sampel. Keesokkan harinya koloni yang tumbuh dihitung, lalu uji kualitas air di Laboratorium yang berbeda. Semua itu harus kalian lakukan sendiri. Iya, boleh bertanya tapi sebisa mungkin jadilah mahasiswa mandiri jika kalian ingin memiliki hubungan baik dengan rekan sesama penelitan, Sekali meminta pertolongan masih dapat ditoleransi, tapi kalau terlalu sering? Siapa yang mau?!.

Kamu baru bisa membaca halaman berikutnya ketika kamu telah selesai membaca halaman sebelumnya. 

Banyak hal yang aku pelajari selama penelitian ini, bukan hanya dari segi akademis tapi juga dari sisi-sisi kehidupan yang lain. Aku dituntut untuk belajar sabar. Aku kuliah sambil penelitian, selain sabar aku juga harus pintar mengatur waktu. Aku yang ceroboh ini juga berkali-kali diuji masalah ketelitian. Kecerobohanku membuatku jadi lama. Aku pikir bakteri golongan lain, saat kulaporkan dosen pembimbing langsung diminta pesan alat dan bahan yang menunggunya membutuhkan waktu 3 bulan, Ketika barang itu sampai, ternyata bakteriku kontaminan. Ulang lagi, diuji lagi, diidentifikasi lagi, ternyata kit nya seharusnya tidak harus beli. What a reckless me!

Aku ketika melakukan identifikasi bakteri dengan KIT Api

Hatiku perlahan-lahan memaafkan apa yang telah mematahkannya. Hatiku mulai mengikhlaskan apa yang seharusnya diikhlaskannya sejak lama. Tanpa dendam, tanpa syarat, dan tanpa niat terselubung. Sebagai gantinya, aku dipertemukan dengan dia. Seseorang yang beberapa tahun lalu namanya selalu kusebut-sebut di dalam blog ini. Kalau kamu masih ingat, namanya Dendi ngomong-ngomong. Ketika aku bertemu lagi dengannya, ternyata kala itu adalah perjumpaan yang pertama kalinya semenjak 2 tahun tidak bertemu. Tidak banyak yang beruba darinya, masih humoris seperti dulu, masih apa adanya, bedanya dia sudah menyandang gelar Sarjana dan telah memiliki toko perlengkapan futsal. Dan dia menepati janjinya: mengajakku ke Taman Safari Indonesia. Menemaniku penelitian, dari mulai pengambilan sampel, uji kualitas air di laboratorium, uji biokimia bakteri, mengajakku jalan-jalan ketika penelitianku tidak berjalan sesuai rencana, mendorongku supaya tidak takut untuk menghubungi dosen pembimbing duluan ketika terganjal masalah penelitian, dan menyemangati serta mendoakanku. Hingga aku sampai pada tahap seminar itu sungguh tidaklah mudah. Penuh dengan lika-liku, jatuh-bangun tapi Alhamdulillah aku memiliki support system yang sangat sabar dan penyayang, mereka mendoakan, menemani, mendorong untuk terus maju.

Ini adalah judul yang diseminarkan, namun ketika skripsi sudah jadi ada beberapa kata yang dihapus juga ditambahkan

Berfoto dengan Ibu Dosen Pembimbing 1 pada saat sesi informal dimana memberikan cinderamata dari Laboratorium Kesehatan Ikan, Selempang Aquaclturist dan Ikat Kepala dari BDP48

Berfoto dengan Bapak Dosen Pembimbing 2 pada saat sesi informal dimana memberikan cinderamata dari Program Alih Jenis Angkatan 1 BDP

Berfoto dengan LKI Warrior (sebutan untuk mahasiswa yang penelitian di Laboratorium Kesehatan Ikan) yang hadir pada seminarku.

Berfoto dengan sebgian adik-adik dari BDP49 yang hadir pada seminarku

Berfoto dengan mereka yang tidak sempat masuk saat aku seminar.


Ipmawan, Ines, Dian, Zia, teman-teman dari semasa Program Diploma yang masih menyempatkan datang

Terima kasih yaaa mas Dendi sudah hadir, membantu menyiapkan, mendoakan, menyemangati 

Alhamdulillah seminar terlewati dengan lancar, sampai pada komentar dosen pembimbing yang menyuruhku untuk uji ulang ke-12 sampel dengan primer yang berbeda. Agak sedih sih kala itu malah sampai menangis, tapi orang difoto tersebut mengingatkan "Jangan nangis, masih banyak yang mau foto sama kamu, kamu udah bisa sampai tahap ini tuh bersyukur" akhirnya aku hela airmataku dan aku melanjutkan hari dengan pulang ke rumah, karena hari ini bulan Ramadhan jadi tidak bisa meneraktir juga kan.

Manusia berencana, (lagi-lagi) Tuhan yang menentukan.

Perjalanan dari seminar sampai sidang aku lalui dengan mengulang sampel dengan primer yang berbeda. Agak dikejar deadline karena orang yang bersamaan tanggal seminarnya denganku adalah mahasiswa Program Jalur Cepat (Fast Tract Program) dari S1 ke S2, dosen pembimbing kami juga sama, hanya posisi 1 dan 2 nya saja yang switch. Sehingga "kalau bisa" aku nanti sidangnya bareng dengan dia. Aku dan dia seminar tanggal 18 Juni 2015 dan dia sudah menjadwalkan dirinya untuk sidang tanggal 29 Juni 2015. What a rush!

Bahan bacaanku kala mempesiapkan sidang

Sedangkan aku masih harus mengulang sampel, menambah bahan bacaan agar aku dapat menjawab semua pertanyaan dari dosen penguji skripsi, akhirnya aku memutuskan untuk sidang pada tanggal 7 Juli 2015 (beberapa hari sebelum akademik dan administrasi libur lebaran), kala meminta tanda tangan dosen pembimbing 1 dan 2 tiada masalah. Saat sudah di rumah ternyata masih banyak kekurangan pada draft skripsiku, sehingga tidak bisa dilaksanakan sidang pada tanggal tersebut. Libur lebaran membuat sidangku dapat dilaksanakan selambat-lambatnya tangal 29 Juli 2015. Duniaku seakan runtuh, besar harapanku untuk menyelesaikan studi dan segala tentangnya sebelum lebaran, supaya tenang. "Allah punya rencana lain yang lebih indah" kata mamaku saat kutelfon karena aku panik tiba-tiba dibatalkan sidangnya. Singkat cerita, aku baru sidang tanggal 3 September 2015. Lama sekali ya, satu hal yang aku pelajari adalah "Jalani saja, toh semua akan indah pada waktunya". Alhamdulillah saat sidang aku dikerjadi dan disuruh mengorek inforamasi dari orang yang membantuku mengerjakan sampel hingga keluar ruangan sidang, langsung nangis bombay makannya foto-foto pascasidang berikut mataku hampir bengep!

Berfoto dengan Desi dan Ines (temanku saat IKN47 hingga saat ini dia menjadi adik angkatan karena dia Program Alih Jenis 2) setelah sidang

Berfoto dengan Awan (temanku saat IKN47 hingga di Program Alih Jenis BDP, dan Widya (pacarnya) setelah sidang

Berfoto dengan Dian dan Kak Oci (mahasiswa Program Alih Jenis BDP 1) dan Hasan (mahasiswa Program Fast Track dan juga orang yang membantuku mengerjakan sampel seperti yang kuceritakan di atas) setelah sidang. Ruangan sidangnya kira-kira beginilah.

Sekali lagi, terima kasih yaaaa kamu atas waktu, doa, semangat dan semua-muanya

Alhamdulillah setelah sidang aku sudah dikejar deadline untuk bayaran SPP, hal ini menjadi motivasi tersendiri bagiku untuk menyelesaikan studiku tepat pada waktunya. Aku harus menyelesaikan 13 persyaratan Surat Keterangan Lulus (SKL) yang sudah ku cicil pada hari-hari sebelumnya. Salah satu hal yang menyenangkan adalah pada saat skripsi sudah di cetak dan layak untuk di sebar pada 6 pihak yang berkah menerimanya.

Aku, di kantin Dolpin dengan bangga menggenggam apa yang kurang lebih 1 tahun diperjuangkan

Pada penyelesaian proses pembuatan SKL papaku mengantarkan aku bolak-balik ke perpustakaan pusat, ke fakultas, ke gedung rektorat. Terima kasih ya, Pa.

Papaku saat sedang nyetir, dengan sabar menemaniku wara-wiri kala itu

Alhamdulillah, tidak henti-hentinya kuucapkan syukur pada Allah SWT. Janji Allah SWT pastilah baik, orang yang sabar, orang yang terus berusaha dan berdoa tak akan dikhianati oleh hasil. Aku memang bukanlah orang yang sempurna. Imanku masih naik dan turun. Kadang aku rajin sholat wajib sampai sunnah, kadang sholah wajib kutunda-tunda. Kadang semangat penelitianku menggebu-gebu, kadang tidak ada kemajuan sama sekali dan malah aku tinggal jalan-jalan. Maka dari itu hasilnya sesuai dengan apa yang aku kerjakan. Sewaktu Diploma aku tidak sempat membuat post-an tersendiri mengenai perjalananku dari Praktek Kerja Lapang (PKL), penyelesaian tugas akhir, mengantree saat daftar wisuda hingga hariku di wisuda. Kali ini, aku rasa aku perlu mengabadikannya. Melalui proses ini aku ingin semua orang yang sedang bejuang menggapai apa yang di cita-citakannya tidak mudah menyerah. Karena Allah akan mengabulkan permintaan kalian pada timing yang pas, sangat pas. Aku sewaktu SMA anak Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih ingat kan?! Saat ini telah menyelesaikan penelitian dengan tema yang sangat sains. Aku telah menyelesaikan sesuatu yang jauh di luar zona amanku. Sesungguhnya itu adalah arti sukses sebenarnya dalam hal ini. Pelajaran hidup yang berarti dimana teman yang baik diperlihatkan benar-benar baik atau hanya baik pada saat ada maunya, dimana aku dilatih untuk teliti, sabar, dan lebih menghargai waktu. Selamat datang di dunia pengangguran my Dean Dinda Januari Cipta (calon) Sarjana Perikanan, meskipun baru SKL kan belom resmi ya kalo belom wisuda hehehe. Maafkan yaaa kalau ada kata-kata yang salah, akhir kata kutambahkan, aku berhasil lulus dengan 24 bulan (sangat tepat kan) semua ini dari Allah SWT. Tiada daya upayaku melainkan atas pertolongan Allah SWT. Tetaplah berusaha, namun jangan sepelekan kekuatan doa.


Akhirnya pada bulan Desember nanti insyaAllah aku akan di wisuda, urutan 630 ini sangat penting karena lewat dari 1 hari daftarnya bisa-bisa sudah tidak bisa wisuda di Bulan Desember, mundur lagi.

Ciyeeeee dari nemenin susah sampe dapet senengnya juga yaa, terima kasih ya, kamu.

Thursday, July 09, 2015

Don't Judge Vennard Hutabarat by His SMS


Foto ini diambil saat Saya dan rekan saya Ticko didaulat untuk menjadi MC Anniversary Indobarca Depok yang ke-4. Hari itu kami bersyukur karena kami kedatangan seorang tamu istimewa. Tamu istimewa tersebut bernama Vennard Hutabarat atau biasa dipanggil bung Veve.
Awalnya saat briefing, panitia sempat mewanti-wanti "kayaknya agak jutek orangnya jadi MC jangan sampai salah ngomong ya?" Lalu ada yang bertanya "tau darimana orangnya jutek?" Dan dijawab lagi oleh panitia tersebut "soalnya pas ngabarin mengenai acara ini udah ngirim SMS (layanan pesan singkat) cuma dibales 'ya' doang.
Hemmm.. Sempet agak deg-deg an juga sih, tapi karena harus bersikap profesional maka Saya berusaha tenang. Acara berlangsung lancar dari pagi memulai dengan doa, sambutan ketua pelaksana dan koordinator Indo Barca Chapter Depok (IBCD), serta ucapan terima kasih pada perwakitan fanbase-fanbase yang telah menyempatkan hadir pada acara tersebut. Tiba-tiba 2 orang panitia mendekati saya dan Ticko "oke, bang ve sudah dekat, siap-siap ya".
Jeng-jeng!!
Perasaan berkecamuk campur aduk sampai melihat Bung Ve memasuki arena. Beliau datang tidak sendirian, beliau datang dengan anak perempuannya yang bernama Jojo Bell, ibunya dan beberapa asistennya. Bung Ve terlihat sebagai sosok penyayang karena Jojo Bell ingin selalu digendong oleh Bung Ve. Beliau datang bersama keluarga karena setelah dari acara kami beliau akan melanjutkan kegiatan hari itu dengan beribadah di gereja.
Sungguh luar biasa kesan pertama saya terhadap beliau. Waw, penyayanv keluarga ternyata. What's next?
Saat itu IBCD mengundang Bung Ve untuk memberikan coaching clinic pada adik-adik dari terminal depok. Sehingga begitu Bung Ve sampai Ia langsung bertanya dimana ruang gantinya karena beliau ingin berganti pakaian menjadi baju futsal.


Dendi (Koordinator Penya Barcelonista Indobarca Depok) sedang memperkenalkan bung Ve kepada adik-adik terminal Depok
 Acara dilanjutkan dengan coaching clinic, dengan sabar Bung Ve mengajari adik-adik berumur 5-13 tahun yang khusus di undang dari terminal Depok. Berkali-kali Bung Ve memanggil nama beberapa adik yang kehilangan fokus. Pada akhir sesi beliau memberikan hadiah (yang beliau bawa sendiri dari rumah, bukan dari panitia) kepada adik-adik yang beliau anggap cepat belajar dan semangat berlatih dan tidak lupa untuk menampilkan freestyle ala Bung Ve. Sungguh profesional.


Bung Ve berfoto bersama usai Coaching clinic

Seorang Vennard Hutabarat--yang notabennya adalah mantan pilar timnas Indonesia, komentator AntvBola, dan termasuk dalam 200 Nomination Best Futsal Players in the World pada tahun 2004 ini--menyempatkan hadir ditengah2 kesibukannya untuk melatih adik2 dari terminal Depok bahkan memberikan mereka hadiah. Saya merasa beruntung saat itu menjadi seorang pembawa acara (jadi bisa banyak chit-chat) dari mulai menanyakan hal2 menarik tentang futsal (yaitu proses belajar, bagaimana kita tidak boleh egois ketika bermain futsal yaah dibawa enjoy aja, memperbanyak kenalan) lalu harapan beliau untuk futsal kedepannya (semakin banyak putra-putri Indonesia yang gemar bermain futs karena saat ini futsal atau sepakbola yang menjadi mainan rakyat mulai tergantikan dengan mainan modern); hingga meminta beliau untuk memberikan sedikit ucapan "Happy Anniversary" untuk IBCD (katanya  diam2 beliau suka @FCBarcelona juga loooh) bahkan akhir kata bung Vennard ngajak main futsal bareng sambil bilang "no charge ya".


Bung Ve berfoto bersama panitia Anniversay PB Indobarca Depok yang ke-4

Semua yang awalnya saya bayangkan bahwa Bung Ve jutek atau sombong ternyata justru berbanding terbalik. Bung Vennard justru sangat down-to-earth, ditengah kesibukanny bersedia datang ke acara yang berbau sosial. Mungkin saat panitia SMS kala itu Bung Vennard sedang sibuk sehingga hanya dibalas satu kata, atau mungkin Bung Ve memang seperti itu kalau balas pesan to the point hehe. Pokoknya senang deh, kerjaan beres, dapet banyak pelajar pula. Semoga bisa bertemu dilain kesempatan, Bung. Sungguh sebuah pelajaran yang berarti.


See you next time, Bung Ve.

Tuesday, July 07, 2015

Sepakbola, Fenomena Fans Karbitan, dan Nonton Barengnya

Hallo, perkenalkan saya Dinda Januari, seorang mahasiswi yang tidak begitu menyukai sepak bola. Orang-orang sering memanggil seseorang seperti saya ini dengan sebutan "fans karbitan". Berbicara soal karbit, dalam dunia perkebunan karbit digunakan untuk membuat buah lebih cepat matang (sebelum waktunya). Misalnya buah A akan matang dalam waktu 30 hari, dengan karbit bisa matang hanya dalam 14 hari saja. Sehingga karbit banyak digunakan agar buah dapat lebih cepat dijual dan lebih cepat mendapatkan keuntungan. Keterbatasan adalah buah menjadi lebih cepat busuk bila di karbit. Mungkin hal tersebut yang membuat orang-orang akhirnya menyebut seseorang yang baru menyukai sepakbola atau baru menyukai sebuah tim sepakbola sebagai fans karbitan. Karena biasanya, si fans karbitan ini "mudah menyukai suatu tim sepakbola, lalu mudah busuk (jenuh) lalu berpindah menyukai tim sepakbola lainnya. Atau bahkan, bisa tidak menyukai sepakbola sama sekali (ketika mereka sudah jenuh)".
Saya sendiri Alhamdulillah disebut karbitan mulai tahun 2011 (berarti sekarang bisa dibilang udah nggak karbit lagi ya hehe). Dan saya adalah Cules. Yup, pasti banyak benak yang berfikir "pasti ikutan cowoknya", atau "ahelah Barca mah gampang disukain orang, tahun segitu kan pas lagi naik daun, menang mulu". Kalau saya menanggapinya dengan ketawa-ketawa aja. Toh semua orang harus jadi karbit (newbie) dulu kan baru bisa jadi expert hihi.
Saya suka Barca awalnya memang diperkenalkan oleh pacar saya. Beliau yang suka ilang "yang, aku nobar dulu yah". Sampai-sampai saya penasaran apa itu Barca terus ternyata ada yang ganteng (gubrak!). Gak deng, gatau kenapa langsung suka aja. Kayaknya sih ada faktor emang pas belum suka sama tim manapun terus dikenalin Barca jadi sukanya sama Barca. Tapi sampai saya putus dengan dia saya tetap ikut nobar (nonton bareng) Barca, kok.
Bicara soal nobar, ada beberapa hal unik yang saya pelajari selama saya mengikuti beberapa nobar sepakbola:
1. Nobar gabungan dari 2 tim yang saling beradu hampir 30% berakhir ricuh, kecuali mereka yang tingkat toleransinya tinggi. 
2. Sebagian besar tim yang tidak menerima kekalahan meluapkannya dengan "mengata-ngatai" tim yang menang. Ini pasti terjadi. Apalagi el clasico. Tidak hanya saat nobar tapi keesokan harinya di twitter, status BBM, bahkan Saya sering sekali harus menelan ocehan teman-teman saya di kampus ketika Barca menang (walaupun teman saya itu bukan Madridista). Dan ocehan "mengata-ngatai" tersebut lebih parah ketika Barca kalah. Jadi, mau Barca menang atau kalah pokoknya mereka tidak suka Barca. Itu. Alasan. Yang. Sebenarnya. Titik.
3. Bahkan beberapa ada yang menghujat tim nya sendiri "si A mainnya jelek banget bikin gw bokek", "pelatihnya bodoh banget udah tau cidera malah dimainin jadi kalah, kan". Tim nya kalah bukannya di "puk-puk-in" pas lagi butuh bahu untuk sandaran malah dibully. Situ fansnya apa bukan? Hehe.
4. Saat nobar tidak hanya fans dari 2 tim yang saling beradu loooh.
Intinya, menurut saya sepakbola itu kan permainan rakyat. Dan permainan rakyat seharusnya mempersatukan, bukan memecah belah. Mau dia fans karbitan, mau dia fans tim A, tim B, tim C toh ikutan nobar juga, toh mereka punya tingkat toleransi yang tinggi. Alasan pertama, saat nobar Barca vs Juventus liga Champion kemarin saya sebagai fans Barca (Indo Barça Chapter Depok) amat sangat bangga dengan fans Juventus (JCI Depok) karena mereka menerima kekalahan tim nya dan tidak lantas menjadikan hal tersebut sebagai alasan untuk saling menghina. Walaupun saya akui Juve bermain agak "cenderung kasar" saat final kemarin.
Alasan kedua, paling tidak 2% supporter yang datang untuk nobar adalah pacar yang tim nya beradu (ada unsur keterpaksaan hehe) atau ada juga yang memang gila bola atau gila nobar gatau deh pokoknya mau tim apa aja dia tonton. Jadi, alangkah baiknya bila tidak merembet ke tim yang lain kalau "mengata-ngatai". Saya sendiri punya teman yang gila MU tapi mau-mau aja kalau saya minta temenin nobar Barca (yang saat itu bukan lawan MU hihihihi). Nampaknya, fans sejati adalah yang mendukung tim nya saat menang, tapi juga tidak meninggalkan saat tim nya kalah. Saya aja yang dibilang "karbitan" tau, masa kamu yang ngefans udah lama enggak? Ehehehe. Sekian, terima kasih sudah dibaca semoga bermanfaat.

Saturday, March 21, 2015

Thankyou, Love.

Teruntuk seseorang yang pernah berkata
“Aku akan selalu berusaha buat bahagiain kamu”
dan
“Gak, aku nggak akan pernah nyerah buat nge-push kamu supaya kamu nggak gampang nyerah jadi orang”

Hallo, kamu.

Mungkin selama ini aku ketus sama kamu, atau mungkin selama ini aku sering ngambek karena hal-hal yang menurut kamu sepele. But, just so you know I try my best to let you know that I love you.

Aku beruntung. Syukur Alhamdulillah aku beruntung.

Semenjak kita “dipertemukan lagi”, kamu banyak sekali berubah. Kamu jauh jauh jauh lebih perhatian dan penyayang. Kalau masalah sabar itu relatif, ada kalanya kamu sabar ngadepin aku (kalau lagi mood), ada kalanya juga kamu nggak sabar (contohnya kalau lagi ngantri terus diselak sama orang lain hehe). Setiap kamu nepatin kata-kata kamu yang aku kutip di atas, kamu buat aku terkagum-kagum.

Jujur, aku nggak sekuat kamu. Aku rapuh. Aku pesimis.

Tapi, lihat Allah pertemukan aku dengan siapa? Dengan kamu.

Kamu adalah orang yang super optimis. Kamu melengkapi aku (InshaAllah, amin). Suatu ketika kita sedang mencari alamat suatu rumah makan yang menyajikan mie instan terkenal (sebut saja Indomie) sama persis dengan gambar yang ada pada kemasannya. Kita mencari di aplikasi peta tapi nggak ketemu, entah karena battery hp kamu mau habis atau kerena nggak ada koneksi. Alhasil, kamu – yang memang ekspernya jalan di Jakarta – nyari di sekitaran alamat yang ditulis di akun Twitter rumah makan tersebut. Jl.Kapten Tendean No.34, di SPBU Pertamina Mampang-Kuningan. Kita sudah melewati jalan tersebut sebanyak 2 kali tapi tidak juga menemukan adanya rumah makan yang dicari. Aku – si pesimis – mulai memberi ide “yaudah deh kita pulang aja kalau emang nggak ketemu”. Dan apa yang terjadi kemudian? Kamu memutar kemudi motor melewati satu jalan berbeda dan langsung ketemu terus bilang “Kan udah aku bilang jangan cepat nyerah, tuh ketemu kan” sambil senyum.

Di lain kesempatan, aku mengeluh karena software handphoneku tidak bisa di-upgrade dan kamu dengan senang hati membantuku. Sudah download sampai dua kali namun koneksi terputus ditengah-tengah proses sehingga yang tertulis hanya zero bytes. Aku, si pesimis, seperti yang sudah-sudah berkata “yaudah kalau emang nggak bisa nanti aja, aku ngantuk” dan langsung tertidur (saat itu kita berada di lantai atas toko kamu karena komputer adanya di sana). Saat aku terbangun, kulihat proses download sudah 800mb. Subhanallah, ternyata selama aku ketiduran tadi kamu malah ngutak-ngatik komputer supaya bisa. Dan tidak hanya sampai disitu, koneksi tidak terputus lagi hingga software berhasil diupgrade sepenuhnya. Kamu bilang “Alhamdulillah, aku udah cek, handphone kamu asli, ada garansi sampai tahun depan, dan sekarang udah diupgrade jadi ios 8.2” seperti biasa sambil senyum.


Sebenernya, masih banyak hal-hal yang mau aku ceritain tentang kamu yang selalu berusaha menepati kata-kata kamu ke aku. Cuma aku takut kamu bosen bacanya. Aku hanya mau kamu tau kalau aku bahagia ngabisin hari-hari aku sama, entah itu naik kereta, panas, desek-desekan, asal sama kamu aku seneng. Aku bersyukur kita dipertemukan lagi semoga yang bahagian seperti ini bisa awet, dan aku bangga banget bisa jadi orang yang kamu sayangin. Alhamdulillah.

Terima kasih ya, untuk semuanya. Aku sayang kamu, Dendi.