Sunday, July 24, 2016

How I See My Self 5 Years From Now

Oh, Hello!

Entah ini gw nya yang malas atau memang beneran nggak pernah punya waktu buat nulis, tapi gw lagi niat mau nulis jadi daripada keburu lupa mending gw tulis sekarang *apasih*
Jadi, kesibukan gw sehari-hari itu kerja *ahsek* yang dulunya post-an gw berisi celotehan anak kuliahan dan kehidupan anak kos, sekarang mungkin akan lebih dewasa kontennya *lah(?)

Becanda deng, gw tetep Dinda yang dulu, kok. Masih si anak tukang ngambek, hobi tidur, nggak bisa masak, cengeng dan pemalas. Masih suka sama Justin Bieber dan malah sekarang anehnya jadi sering stalking kehidupan para personilnya CJR hahaha serius!
Ngomong-ngomong soal CJR, gw jadi memikirkan hal yang enggak-enggak. Tapi, hal yang enggak-enggaknya lebih ke arah jadi apa ya gw 5 tahun ke depan? Nahloh, apa hubungannya coba CJR sama gw 5 tahun ke depan?!! Jadi gini, gw stalking CJR hampir semingguan ini, dari mulai mereka yang masih kecil dan alay (kaya gw dulu alay, sekarang juga masih sih), sampe mereka sekarang dah jadi remaja yang OMG Iqbaal ganteng banget gedenya wkwkwkkwk.

OK balik lagi.

Jadi setelah gw stalking gw perlahan mulai memahami bahwa perjalanan hidup seseorang itu nggak akan pernah sama. CJR sekarang personilnya ada 3 orang. Ketiga orang ini sudah melewati jalan berliku sampai mereka se-sukses sekarang.Sedari mereka kecil ternyata sudah les vokal. Gede dikit mulai ikut kompetisi, sampai ke audisi. Makin matang skill vokalnya malah menang kontes. Sampai pada suatu ketika takdir mempertemukan mereka pada drama musikal Laskar Pelangi. Lanjut jadi Cowboy Junior. Tur 30 kota se-Indonesia di umur yang masih sangat muda. Main film layar lebar. Dua tahun berlalu Cowboy Junior bubar karena salah satu personilnya mengundurkan diri, ganti nama jadi CJR. Mengunjungi beberapa kota di dunia di usia yang masih sangat muda juga. Main film layar lebar lagi. Kontrak dengan beberapa iklan, reality show, dan talk show. Belum lagi penghasilan dari show off air nya mereka baik satu tim maupun solo. Nah, dari hasil kerja mereka ada yang udah bisa beli kendaraan roda empat, beli tanah, beli rumah, biayain kakak sekolah di luar negeri, macem-macem deh.

Semua itu nggak bisa dilalui tanpa peran dan dukungan orang-orang terdekatnya. Ambil contoh Iqbaal (karena gw lama-lama bisa ngefans nih ama ni bocah), doi di dukung banget sama bundanya, tapi sama ayah tetap tegas masalah akademik. Tapi, dengan perjuangan yang berat juga dia berhasil menyeimbangkan karir bermusiknya dengan prestasi akademik di sekolahnya. Dari mulai lulus SMP dengan beberapa piagam di tangan, doi mulai bulan Agustus nanti bakal ngelanjutin kelas XI nya di UWC United State sampai lulus SMA. Doi sayang orang tua, tipe yang family oriented, dan salutnya lagi anak ini taat beribadah (kata temen-temennya di beberapa talk show sih).

Terus hubungannya apa?

Nah, dengan mencontoh kesuksesan anak-anak jaman sekarang ini gw jadi mikir kira-kira bakal jadi apa ya gw 5 tahun yang akan datang?

Sekarang umur gw 24 tahun. Baru mulai kerja di bulan November 2015 dengan penghasilan masig 1 digit per bulan dikurangi cicilan 3 AC di rumah. Tabungan saat ini belum sampe 4 juta (karena gaji per bulan masih dikurangin cicilan). Tinggal masih sama orang tua. Makan masih nebeng sama orang tua juga. Hal terbesar yang bisa gw beli saat ini paling barang elektronik, itu juga nyicil kan gw bilang tadi.
Jadi? Jadi apakah gw 5 tahun yang akan datang?

Apa yang akan terjadi 5 menit lagi aja nggak ada yang tau, apalagi 5 tahun yang akan datang, ye gak? Jadi, kalau boleh bermimpi sebenernya gw pengen punya penghasilan tambahan selain ngandelin gaji per bulan dari kantor. Jadi, harapan gw ini bisa menambah pundi-pundi tabungan gw. Gw bukan termasuk orang yang pemilih kok masalah kerja sampingan. Mau jadi apa aja asalkan halal dan nggak menyalahi aturan agama maupun pemerintah. Sudah sempet ngelamar juga sih jadi guru les, tapi kayaknya jarang yang mau nerima guru les untuk hari Sabtu-Minggu aja. Sekarang kebanyakan maunya full time bukan part time. Sudah sempat menghubungi rekanan lama yang dulu suka nawarin kerjaan jadi MC harian, katanya OK nanti dikabarin. Sudah sempat menanyakan ke temen yang suka ikutan semacam Wedding Organizer buat bantu-bantu pas acara, katanya OK nanti di kabarin. Saat ini lagi mau memulai usaha clothing/ daily apparel buat cowok (lebih ke cowok futsal sih target pasarnya) dan sedang tahap produksi. Mohon doanya yaaaa semoga laris manis. Aamiin yaa Rabbal alamiin.
Oh ya, kira-kira kalian punya ide lain nggak gw harus ngapain buat nambah-nambah tabungan?

Selain menambah penghasilan (walaupun ada kenaikan gaji setiap tahunnya), impian selanjutnya: semoga uang yang gw tabung ada peningkatan tiap bulannya. Nggak punya target khusus tapi kalau bisa tahun depan jumlahnya cukup untuk melunasi hutang/cicilan yang gw sedang jalanin sekarang (semoga gak ngutang/nyicil lagi). Dan semoga aja jumlah tabungan pertengahan tahun depan sudah cukup untuk biaya menikah dan setelah menikah tanpa ngerepotin orang tua Aamiin yaa Rabbal alamiin

Jadi, terselip impian satu tahun yang akan datang: ingin menikah.

Berlanjut ke impian dua tahun yang akan datang: punya anak 1, belajar dan memulai bisnis atas izin suami, lebih mendalami lagi agama supaya anak gw tumbuh menjadi anak yang sholeh/sholeha, mulai menabung untuk beli rumah dan pergi haji.

Berlanjut ke impian tiga tahun yang akan datang: Bisnis mulai berkembang, karir di kantor meningkat, lebih banyak lagi kota-kota di Indonesia maupun di dunia yang dikunjungi.

Berlanjut ke impian empat tahun yang akan datang: punya anak ke-2, bisa qurban saat idul adha (gw ngimpi banget bisa qurban sapi pakai tabungan sendiri saat idul adha), makin memperdalam agama, banyak berbagi terutama ke saudara yang membutuhkan
Jadi, lima tahun yang akan datang kira-kira gw sudah menjadi istri orang, punya 2 orang anak, punya rumah, jabatan dan gaji di kantor sudah meningkat, punya bisnis yang sukses bersama suami, orang yang selain taat beribadah juga orang yang suka memberi, bisa qurban sapi, bisa jalan-jalan sama keluarga, punya tabungan haji, sudah menjelajah bumi Allah ke beberapa kota yang belum pernah ku kunjungi sebelumnya.....

Itu semua baru impian. Semakin jauh impiannya, semakin berat juga jalan untuk menggapainya.
Apakah mimpi gw itu ketinggian dengan kemampuan yang gw punya sekarang? Kita nggak akan pernah tau kalau kita nggak nyoba. Tapi, diri gw yang sekarang, apa yang gw dapat saat ini adalah wujud nyata dari apa yang gw impikan dulu. Allah SWT mewujudkan mimpi gw yang dulu dengan menjadikan gw yang sekarang. Itu yang membuat gw nggak takut untuk bermimpi. Malah nagih untuk bermimpi. Tentunya dengan memikul beban yang harus gw tanggung dalam upaya mencapai impian tersebut. Banyakin beramal, biar bersih rizkinya. Banyakin berdoa, biar berkah rizkinya. Banyakin mengerjaan ibadah sunnah setelah melakukan ibadah wajib. Dan banyakin usaha.

Menulis adalah salah satu bentuk usaha gw. Barangkali aja ada yang setelah baca ini nawarin gw jadi MC atau guru les, atau bisnis apa gitu kan?! Heheee


Temen-temen, doain Dinda yaaa, semoga saat 5 tahun yang akan datang Dinda baca post-an ini, Dinda seneng karena semuanya sudah tercapai dan siap untuk melanjutkan ke mimpi-mimpi yang lain aamiin yaa Rabbal alamiin...

Wednesday, March 02, 2016

I got a job!

Hai, aku kembali. Aku kembali dengan ceritaku setelah menjadi seorang sarjana perikanan.
Aku, di depan logo IPB

Enak sih ya, judulnya udah bagus "I got a Job!". Tapi prosesnya?

OK, izinkan daku bercerita....

Izinkan aku memulai ini dengan sebuah peringatan. Ingat, perjalanan mencari pekerjaan seorang Fresh Graduate itu tidak segampang membalikkan telapak tangan. Ok, mungkin ada beberapoa orang di dunia ini yang "beruntung" belum lulus sudah ditawar perusahaan bagus. Tapi aku? Hemm dipanggil interview aja udah bersyukur.

Balik lagi ke ceritaku..

Sebelum lulus, diriku sudah mulai membuat Curriculum Vitae dan iseng-iseng melamar pekerjaan.

Penampakan Curriculum Vitae Dinda

Dari beberapa yang kudaftar, termyata ada beberapa yang lolos tahap administasi. Maksud dari lolos tahap administrasi ini adalah setelah mereka baca surat lamaran dan CV ku, mereka memutuskan untuk mengundangku menghadiri wawancara. Salah satunya adalah PT. Suri Tani Pemuka. Pikirku dalam hati, alangkah beruntung diriku, dikala banyak lulusan IPB yang bekerja tidak sesuai dengan bidang pendidikanya, aku malah dapat yang sesuai jalur. Aku datang ke Head Office di Jakarta, sebut saja Tebet. Saat interview pertama tak kusangka dari ketiga orang yang diundang, tiga-tiganya merupakan lulusan IPB. Aku, Fenty, dan kak Inayah. Singkat cerita kami lolos ke tahap selanjutnya, yaitu interview user. Hingga aku dan Fenty diundang lagi untuk melakukan psikotes. Kak Inayah tidak dipanggil lagi dikarenakan beliau bukan di jurusan yang merek inginkan. Kala itu posisinya sebagai peneliti di Laboratorium STP yang di Cianjur. Hasil psikotes tersebut kami berdua terima 2 minggu setelahnya. Dan hasilnya jeng jeng jeng

Apakah kalian dapat membacanya? OK, anggap itu penolakan pertama yang kudapatkan ehehe. Anehnya, baik aku dan Fenty sama-sama gak ada yang lolos hahaha.

Jiwa lulusan baru yang masih semangat dan membara membuatku tidak mudah menyerah. Selooow kalau kata anak jaman sekarang mah, banyak jalan menuju Roma ehehee. Banyak cara kulakukan untuk mendapatkan pekerjaan, salah satunya adalah dengan mengikuti Job Fair. Banyak pekerjaan yang membutuhkan karyawan. Namun, sangat disayangkan perusahaan yang membutuhkan seorang sarjana perikanan di Jobfair itu sangat sedikit, hampir tidak ada malah! Pada suatu jobfair, aku mendaftar sebagai reporter di salah satu Majalah Ekonomi dan Bisnis yang sudah tak asing lagi bagi Indonesia, SWA. Ya, dulunya majalah ini bermana SWAsembada, namun saat ini disingkat menjadi SWA. Aku beruntung, lagi-lagi aku lolos seleksi administrasi, bahkan lolos sampai pada jenjang interview user. Saat interview user inilah, aku tahu kalau diterima nanti aku akan ditempatkan di Pabrik Frisian Flag (on site) sebagai Copywritter yang menangani majalah bulanan perusahaan Frisian Flag. Setelah beberapa menit berbincang, aku diberitahu bahwa aku harus menyelesaikan tugas yang mereka akan kirim melalui email, hal ini sebagai bahan pertimbangan bagi mereka yang akan menentukan apakah aku cocok sebagai penulis atau tidak. Saat diberikan tugas tersebut aku masih dalam bayang-bayang penelitian. Kalian bisa bayangkan dosen pembimbing nyuruh cepat seminar, disisi lain aku ingin sekali mendapatkan pekerjaan ini. Alhasil aku baru membalas email mereka 4 hari setelahnya.


Dan akibat keterlambatanku tersebut, akhirnya cuma dijawab "Okay, thanks Dinda". Bagi yang belum mengerti, email seperti ini 90% tandanya "mohon maaf, Anda tidak diterima",

Pencarian kerja ini belum berakhir. Dan aku tidak hanya sekali mengikuti jobfair. Pada kesempatan job fair berikutnya aku mendaftar ke OTO Finance dan Mandiri Tunas Finance.
Keduanya lolos seleksi administrasi, hanya saja OTO hanya sampai interview awal, sedangkan Mandiri Tunas Finance sampai psikotes yang dinyatakan tidak lolos ke tahap Forum Group Discussion pada hari yang sama.
Pada kesempatan lainnya, aku lolos adminitrasi Bank DKI, dipanggil Performance Test dan tidak lolos.

Waduh, banyak juga ya ternyata, dan sebanyak itu gagal, sebanyak itu belum juga mendapat pekerjaan. Sampai aku tumbang dan di rawat di rumah sakit. Rasanya putus asa? Iya. Gimana nggak putus asa? Dari masih penelitian aja sudah sulit kalau kalian baca post ku yang The Journey and it's Support System kalian akan tahu bahwa perjalananku dari mulai penelitian hingga sidang memakan waktu 1 tahun. Lalu setelah lulus dan diwisuda ternyata masih berjuang, dan sulit, dan ditolak berkali-kali. Hingga pada suatu hari setelah keluar dari Rumah Sakit, nenekku berkata :

"Rejeki emang udah ada yang ngatur, tapi minta neng. Masih bujangan mah perbanyak puasa sunnah Senin-Kamis, sama bangun malem. Terus kalau bangun malem jangan cuma tahajud 2 rakaat terus tidur lagi. Tapi, sholat taubat 2 rakaat buat minta ampun, sholat hajad 2 rakaat minta deh tuh apa yang dimau, sholat tahajud 4 rakaat terus witir 3 rakaat. Minta neng, curhat sampai nangis. Allah nggak tidur, kok"

Ternyata, kata-kata nenekku tersebut membekas. Pelan-pelan walaupun sulit sekali bangun disepertiga malam, aku coba. Dalam hati, nenekku saja yang sudah tua bisa sampai terbentur tembok jalan ke kamar mandi untuk wudhu sempoyongan, tapi bisa. Masa aku yang sehat, masih muda, dan masih kuat nggak bisa. Ayo Dinda harus dimulai. Sampai-sampai entah dimana pernah baca sebuah tulisan :

"Manusia belum dapat dikatakan serius meminta sesuatu sebelum Ia bangun pada sepertiga malamnya"

Ah, menyentil sekali kata-katanya.  Setelah kucoba, benar saja, walaupun efeknya tidak langsung memberikanku pekerjaan, tapi hati ini terasa tenang. Karena, percaya tidak percaya, tekanannya seorang sarjana yang belum mendapat pekerjaan itu kuat sekali loh. Disatu sisi ingin beramal pada teman yang menikah (kondangan), teman yang melahirkan (menjenguk), dan teman yang ulang tahun (memberi hadiah). Tapi, disisi lain uang nggak punya, minta sama orang tua udah malu. Kamu akan ngerasa posisi dimana bangun dipagi hari itu sedih. Gusar. Tapi dengan bangun pada sepertiga malam, curhat kepada Sang Maha Pencipta, di situlah kamu akan mendapat ketenangan. Dan do'amu dikabulkan.......

Lowongan Pekerjaan di PT. Trouw Nutrition Indonesia

Suatu hari, seperti biasa semenjak sudah pada jadi sarjana banyak lowongan pekerjaan dishare di group WhatsApp, group Facebook, Line dan social media yang lain. Allah memberikanku kemudahan untuk selalu update setiap ada berita lowongan pekerjaan tersebut. Group Alih Jenis, Kak Gilang yang share kala itu.




Ini adalah interview ter-niat yang pernah kujalani dari beberapa interview lainnya. Kenapa terniat? Jauh banget bro soalnya di Cibitung, sampe bawa bekel. Bisa dilihat penanda jalannya aja udah luar planet semua itu. Saat tiba ditempat tujuan ternyata ndak sejauh yang difikirkan. Aku sampai terlalu cepat. Interview dijadwalkan jam 1 siang tapi aku sudah sampai dari jam 11. Setelah lapor ke satpam aku diperbolehkan masuk ke lobby dan lansung jatuh hati sama laboratoriumnya. Bersih, terang, dan hanya dilapisi kaca tebal jadi kegiatan di lab dapat terlihat dari ruang tunggu sembari aku mengisi formulir lamaran pekerjaan. Akhirnya aku dipanggil ke ruang meeting, diinterview oleh 2 orang bapak-bapak yang belakangan kuketahui merupakan HR Head dan User. Cas cis cus full bahasa inggris tak terasa sudah 1 jam waktu berlalu hingga mereka mempersilahkanku pulang.





Lampu hijau terasa ketika aku diminta mengganti pas photo di CV ku saat interview pertama berlangsung. Mereka (Head User & HR) menilai photo pada CV ku tersebut tampak jauh lebih tua dibanding ketika mereka bertemu langsung denganku. Kemudian, sehari sebelum interview kedua berlanjut, ada email masuk yang memintaku me-revise CV ku dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris. Lalu dijawab "see you tomorrow, please prepare for the next process". Keesokan harinya aku kembali datang untuk interview, kali ini menggunakan transportasi umum. Tak kusangka naik Agramas berdiri dari Ps.Rebo hingga rest area. Belum lagi ketika turun di gerbang tol Cibitung harus naik ojek sampai ke kawasan industri. "Mahal sekali ongkosnya kalau bekerja di sini", pikirku dalam hati. Ketika mereka memanggilku memasuki ruang meeting, ternyata firasat lampu hijau itu benar. Mereka bermaksud menerimaku. Hari itu juga aku langsung disuruh medical check up. Resepsionis memanggilkan taxi, aku berangkat, dan aku diminta kembali lagi untuk membicarakan salary package. Ketika aku kembali dari rumah sakit ternyata sedang ada sosialisasi di kantor. Sehingga aku harus menunggu sampai jam sholat ashar tiba. Tiba-tiba ada salah seorang karyawan menegurku,
πŸ‘©πŸ»: mba mau sholat? Yuk bareng
πŸ‘§πŸ»: mari mari
πŸ‘©πŸ»: Anak baru ya?
πŸ‘§πŸ»: hmm blm resmi bu, masih nunggu hasil MCU
πŸ‘©πŸ»: oooh gt, rumahnya dimana?
πŸ‘§πŸ»: di Depok bu
πŸ‘©πŸ»: Lah deket itu mah. Saya di Tj. Barat. Ikut jemputan aja, kloter selatan.
πŸ‘§πŸ»: Lho emang ada, Bu? Bukannya cuma ada jemputan ke Cawang?
πŸ‘©πŸ»: yaelah kata siapa sih, udah ikut aja ntar saya yang bilangin ke supirnya
πŸ‘§πŸ»: klo boleh tau meeting pointnya dimana ya bu?
πŸ‘©πŸ»: di Lawson
πŸ‘§πŸ»: Lawson mana, Bu?
πŸ‘©πŸ»: Lawson depan Gundar Kelapa Dua situ
πŸ‘§πŸ»: *dalam hati* Allahuakbar......... Itu kan, deket banget sama rumahku.
Jadi, salary package yang ditawarkan itu selain gaji (gross)+13, ada fasilitas jemputan, makan siang, thr, bonus, asuransi, dana pensiun, dll. Sungguh, jadi kerja di sini hanya bawa diri saja? tanpa ongkos? tanpa bawa bekel? dan tanpa berjejalan di kereta??! Alhamdulillah yaa Allah






Aku diminta datang dikarenakan pada tangal 16/12/15 aku izin cuti 1 hari tuk melaksanakan wisuda. Ternyata pada hari itu aku diminta ke ruangan HR Head tuk menandatangani kontrak. Langsung kufoto dan kuberi tahukan kepada Ibuku. Beliau mengatakan bahwa aku dan kakakku telah membuatnya bangga. Alhasil mau membuat terharu malah dibuat terharu. Katanya sih karena aku resmi mendapatkan pekerjaan, bahkan sebelum aku benar-benar diwisuda. Wah, Alhamdulillah akhirnya bisa membanggakan orang tua dengan hal sederhana. Seperti yang kukatakan sebelumnya, ini rejeki. Bukanlah suatu kebetulan kalau ada karyawan yang mau resign sehingga perusahaan tersebut membuka lowongan lalu aku yang diterima, melainkan Allah yang telah mengaturnya. Beliau berencana resign tanggal 25/11/15, lalu aku datang interview kedua pada tanggal 19/11/15. Dikarenakan aku harus belajar dari karyawan terdahulu mengenai jobdesk, system, dsb, maka aku diminta masuk pada tanggal 23,24, dan 25 November 2015. Pada hari-hari tersebutlah aku ditraktir Sop Janda khas Kawasan Industri MM2100 yang enak, dan juga kembali makan-makan pada saat farewell si karyawan yang mau resign tsb. Aku dengan diajari dari senior dan beberapa kali ditraktir saja sudah senang, ternyata masuk 3 hari itu dibayar. Tak lupa uang tersebut kupakai tuk meneraktir keluarga & pacar yang selalu mendoakanku, juga rekan sejemputan. Keesokan harinya, yaitu pada tanggal 1 Desember 2015, aku resmi menjadi bagian dari Skretting Indonesia, langsung dikasih seragam ehehe. Aku, yang tadinya semangat mendapatkan pekerjaan sesuai jurusan - gak semangat sampai cari ke seberang jurusan baik majalah maupu finance - hingga kembali mendapatkan pekerjaan yang Allah sudah tentukan untukku, sesuai dengan jurusanku. Mohon doanya yaaa semoga aku betah, bisa teliti bekerjanya, bisa cepat tanggap mempelajari hal-hal baru, aamiin yaa Rabbal alamiin.


Nah, begitu perjalanku dalam mencari pekerjaan. Tidak mudah, tapi lagi-lagi Allah memberikan sesuatu dengan timing yang pas. Tidak lebih cepatm tidak pula terlalu lama. Aku share cerita ini bukan untuk pamer atau menjatuhkan pihak manapun. Sungguh tidak ada maksut jahat. Aku share cerita ini hanya untuk menginspirasi kalian yang masih berjuang, tidak hanya dalam mendapatkan pekerjaan yang kalian inginkan, tapi juga mewujudkan impian-impian kalian yang lain. Ingat, usaha dan kerja keras itu perlu, tapi jangan pernah ragukan kekuatan do'a. 

Yours faithfully,
Dinda Januari Cipta 

Sunday, October 18, 2015

The Journey and it's Support System

Semua berawal pada akhir bulan Agustus 2014 dimana suatu perjalanan yang dinamakan "skripsi" itu harus dimulai. Semua disiapkan dengan baik. Hati yang patah, menjadi motivasi kuat untuk bisa lulus dengan cepat. Kala itu yang ada dipikiran hanya harus cepat-cepat meninggalkan kampus. Akuarium dibersihkan, bak-bak tandon diisi air, selang aerasi diatur sedemikian rupa, semua siap untuk menyambut ikan datang dari Sukabumi...

Sebenarnya pemeliharaan ikan sudah dimulai sejak bulan Ramadhan tahun 2014 itu, hanya saja ketika ikan mas ditinggal lebaran ke kampung halaman, hampir 70% dari mereka mati akibat kelaparan. Sehingga harus dimulai lagi dari tahap persiapan awal. Dan kali ini, tidak boleh gagal! Pikirku.

Manusia hanya bisa berencana, tapi tetap tuhan yang menentukan.

Tidak pernah terlintas dipikiranku bahwa tema penelitian yang kuambil ini sulit sekali. Berawal dari kehabisan ide, kebetulan ditawarkan oleh dosen pembimbing akademik, dan aku meng-iya-kan. That's all. Tidak pernah terlintas bahwa prosesnya benar-benar masyaAllah nikmatnya. Darimana aku harus memulainya agar kalian mengerti?! Baiklah, mari kita mulai dengan proses TPC (Total Plate Count). Praktikumnya mudah, iya mudah karena bahan dan alatnya telah disiapkan oleh asisten laboratorium. Coba deh rasain pada saat penelitian. Harus ke Lab. dari pagi untuk membuat media agar, dilanjutkan dengan autoklaf agar tersebut, autoklaf cawan petri (sebanyak sampel), sesudahnya dituang satu per satu, belum lagi pada 5 sore hari dimana kampus sudah sepi dan mulai gelap kalian harus mengambil sampel. Keesokkan harinya koloni yang tumbuh dihitung, lalu uji kualitas air di Laboratorium yang berbeda. Semua itu harus kalian lakukan sendiri. Iya, boleh bertanya tapi sebisa mungkin jadilah mahasiswa mandiri jika kalian ingin memiliki hubungan baik dengan rekan sesama penelitan, Sekali meminta pertolongan masih dapat ditoleransi, tapi kalau terlalu sering? Siapa yang mau?!.

Kamu baru bisa membaca halaman berikutnya ketika kamu telah selesai membaca halaman sebelumnya. 

Banyak hal yang aku pelajari selama penelitian ini, bukan hanya dari segi akademis tapi juga dari sisi-sisi kehidupan yang lain. Aku dituntut untuk belajar sabar. Aku kuliah sambil penelitian, selain sabar aku juga harus pintar mengatur waktu. Aku yang ceroboh ini juga berkali-kali diuji masalah ketelitian. Kecerobohanku membuatku jadi lama. Aku pikir bakteri golongan lain, saat kulaporkan dosen pembimbing langsung diminta pesan alat dan bahan yang menunggunya membutuhkan waktu 3 bulan, Ketika barang itu sampai, ternyata bakteriku kontaminan. Ulang lagi, diuji lagi, diidentifikasi lagi, ternyata kit nya seharusnya tidak harus beli. What a reckless me!

Aku ketika melakukan identifikasi bakteri dengan KIT Api

Hatiku perlahan-lahan memaafkan apa yang telah mematahkannya. Hatiku mulai mengikhlaskan apa yang seharusnya diikhlaskannya sejak lama. Tanpa dendam, tanpa syarat, dan tanpa niat terselubung. Sebagai gantinya, aku dipertemukan dengan dia. Seseorang yang beberapa tahun lalu namanya selalu kusebut-sebut di dalam blog ini. Kalau kamu masih ingat, namanya Dendi ngomong-ngomong. Ketika aku bertemu lagi dengannya, ternyata kala itu adalah perjumpaan yang pertama kalinya semenjak 2 tahun tidak bertemu. Tidak banyak yang beruba darinya, masih humoris seperti dulu, masih apa adanya, bedanya dia sudah menyandang gelar Sarjana dan telah memiliki toko perlengkapan futsal. Dan dia menepati janjinya: mengajakku ke Taman Safari Indonesia. Menemaniku penelitian, dari mulai pengambilan sampel, uji kualitas air di laboratorium, uji biokimia bakteri, mengajakku jalan-jalan ketika penelitianku tidak berjalan sesuai rencana, mendorongku supaya tidak takut untuk menghubungi dosen pembimbing duluan ketika terganjal masalah penelitian, dan menyemangati serta mendoakanku. Hingga aku sampai pada tahap seminar itu sungguh tidaklah mudah. Penuh dengan lika-liku, jatuh-bangun tapi Alhamdulillah aku memiliki support system yang sangat sabar dan penyayang, mereka mendoakan, menemani, mendorong untuk terus maju.

Ini adalah judul yang diseminarkan, namun ketika skripsi sudah jadi ada beberapa kata yang dihapus juga ditambahkan

Berfoto dengan Ibu Dosen Pembimbing 1 pada saat sesi informal dimana memberikan cinderamata dari Laboratorium Kesehatan Ikan, Selempang Aquaclturist dan Ikat Kepala dari BDP48

Berfoto dengan Bapak Dosen Pembimbing 2 pada saat sesi informal dimana memberikan cinderamata dari Program Alih Jenis Angkatan 1 BDP

Berfoto dengan LKI Warrior (sebutan untuk mahasiswa yang penelitian di Laboratorium Kesehatan Ikan) yang hadir pada seminarku.

Berfoto dengan sebgian adik-adik dari BDP49 yang hadir pada seminarku

Berfoto dengan mereka yang tidak sempat masuk saat aku seminar.


Ipmawan, Ines, Dian, Zia, teman-teman dari semasa Program Diploma yang masih menyempatkan datang

Terima kasih yaaa mas Dendi sudah hadir, membantu menyiapkan, mendoakan, menyemangati 

Alhamdulillah seminar terlewati dengan lancar, sampai pada komentar dosen pembimbing yang menyuruhku untuk uji ulang ke-12 sampel dengan primer yang berbeda. Agak sedih sih kala itu malah sampai menangis, tapi orang difoto tersebut mengingatkan "Jangan nangis, masih banyak yang mau foto sama kamu, kamu udah bisa sampai tahap ini tuh bersyukur" akhirnya aku hela airmataku dan aku melanjutkan hari dengan pulang ke rumah, karena hari ini bulan Ramadhan jadi tidak bisa meneraktir juga kan.

Manusia berencana, (lagi-lagi) Tuhan yang menentukan.

Perjalanan dari seminar sampai sidang aku lalui dengan mengulang sampel dengan primer yang berbeda. Agak dikejar deadline karena orang yang bersamaan tanggal seminarnya denganku adalah mahasiswa Program Jalur Cepat (Fast Tract Program) dari S1 ke S2, dosen pembimbing kami juga sama, hanya posisi 1 dan 2 nya saja yang switch. Sehingga "kalau bisa" aku nanti sidangnya bareng dengan dia. Aku dan dia seminar tanggal 18 Juni 2015 dan dia sudah menjadwalkan dirinya untuk sidang tanggal 29 Juni 2015. What a rush!

Bahan bacaanku kala mempesiapkan sidang

Sedangkan aku masih harus mengulang sampel, menambah bahan bacaan agar aku dapat menjawab semua pertanyaan dari dosen penguji skripsi, akhirnya aku memutuskan untuk sidang pada tanggal 7 Juli 2015 (beberapa hari sebelum akademik dan administrasi libur lebaran), kala meminta tanda tangan dosen pembimbing 1 dan 2 tiada masalah. Saat sudah di rumah ternyata masih banyak kekurangan pada draft skripsiku, sehingga tidak bisa dilaksanakan sidang pada tanggal tersebut. Libur lebaran membuat sidangku dapat dilaksanakan selambat-lambatnya tangal 29 Juli 2015. Duniaku seakan runtuh, besar harapanku untuk menyelesaikan studi dan segala tentangnya sebelum lebaran, supaya tenang. "Allah punya rencana lain yang lebih indah" kata mamaku saat kutelfon karena aku panik tiba-tiba dibatalkan sidangnya. Singkat cerita, aku baru sidang tanggal 3 September 2015. Lama sekali ya, satu hal yang aku pelajari adalah "Jalani saja, toh semua akan indah pada waktunya". Alhamdulillah saat sidang aku dikerjadi dan disuruh mengorek inforamasi dari orang yang membantuku mengerjakan sampel hingga keluar ruangan sidang, langsung nangis bombay makannya foto-foto pascasidang berikut mataku hampir bengep!

Berfoto dengan Desi dan Ines (temanku saat IKN47 hingga saat ini dia menjadi adik angkatan karena dia Program Alih Jenis 2) setelah sidang

Berfoto dengan Awan (temanku saat IKN47 hingga di Program Alih Jenis BDP, dan Widya (pacarnya) setelah sidang

Berfoto dengan Dian dan Kak Oci (mahasiswa Program Alih Jenis BDP 1) dan Hasan (mahasiswa Program Fast Track dan juga orang yang membantuku mengerjakan sampel seperti yang kuceritakan di atas) setelah sidang. Ruangan sidangnya kira-kira beginilah.

Sekali lagi, terima kasih yaaaa kamu atas waktu, doa, semangat dan semua-muanya

Alhamdulillah setelah sidang aku sudah dikejar deadline untuk bayaran SPP, hal ini menjadi motivasi tersendiri bagiku untuk menyelesaikan studiku tepat pada waktunya. Aku harus menyelesaikan 13 persyaratan Surat Keterangan Lulus (SKL) yang sudah ku cicil pada hari-hari sebelumnya. Salah satu hal yang menyenangkan adalah pada saat skripsi sudah di cetak dan layak untuk di sebar pada 6 pihak yang berkah menerimanya.

Aku, di kantin Dolpin dengan bangga menggenggam apa yang kurang lebih 1 tahun diperjuangkan

Pada penyelesaian proses pembuatan SKL papaku mengantarkan aku bolak-balik ke perpustakaan pusat, ke fakultas, ke gedung rektorat. Terima kasih ya, Pa.

Papaku saat sedang nyetir, dengan sabar menemaniku wara-wiri kala itu

Alhamdulillah, tidak henti-hentinya kuucapkan syukur pada Allah SWT. Janji Allah SWT pastilah baik, orang yang sabar, orang yang terus berusaha dan berdoa tak akan dikhianati oleh hasil. Aku memang bukanlah orang yang sempurna. Imanku masih naik dan turun. Kadang aku rajin sholat wajib sampai sunnah, kadang sholah wajib kutunda-tunda. Kadang semangat penelitianku menggebu-gebu, kadang tidak ada kemajuan sama sekali dan malah aku tinggal jalan-jalan. Maka dari itu hasilnya sesuai dengan apa yang aku kerjakan. Sewaktu Diploma aku tidak sempat membuat post-an tersendiri mengenai perjalananku dari Praktek Kerja Lapang (PKL), penyelesaian tugas akhir, mengantree saat daftar wisuda hingga hariku di wisuda. Kali ini, aku rasa aku perlu mengabadikannya. Melalui proses ini aku ingin semua orang yang sedang bejuang menggapai apa yang di cita-citakannya tidak mudah menyerah. Karena Allah akan mengabulkan permintaan kalian pada timing yang pas, sangat pas. Aku sewaktu SMA anak Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih ingat kan?! Saat ini telah menyelesaikan penelitian dengan tema yang sangat sains. Aku telah menyelesaikan sesuatu yang jauh di luar zona amanku. Sesungguhnya itu adalah arti sukses sebenarnya dalam hal ini. Pelajaran hidup yang berarti dimana teman yang baik diperlihatkan benar-benar baik atau hanya baik pada saat ada maunya, dimana aku dilatih untuk teliti, sabar, dan lebih menghargai waktu. Selamat datang di dunia pengangguran my Dean Dinda Januari Cipta (calon) Sarjana Perikanan, meskipun baru SKL kan belom resmi ya kalo belom wisuda hehehe. Maafkan yaaa kalau ada kata-kata yang salah, akhir kata kutambahkan, aku berhasil lulus dengan 24 bulan (sangat tepat kan) semua ini dari Allah SWT. Tiada daya upayaku melainkan atas pertolongan Allah SWT. Tetaplah berusaha, namun jangan sepelekan kekuatan doa.


Akhirnya pada bulan Desember nanti insyaAllah aku akan di wisuda, urutan 630 ini sangat penting karena lewat dari 1 hari daftarnya bisa-bisa sudah tidak bisa wisuda di Bulan Desember, mundur lagi.

Ciyeeeee dari nemenin susah sampe dapet senengnya juga yaa, terima kasih ya, kamu.

Thursday, July 09, 2015

Don't Judge Vennard Hutabarat by His SMS


Foto ini diambil saat Saya dan rekan saya Ticko didaulat untuk menjadi MC Anniversary Indobarca Depok yang ke-4. Hari itu kami bersyukur karena kami kedatangan seorang tamu istimewa. Tamu istimewa tersebut bernama Vennard Hutabarat atau biasa dipanggil bung Veve.
Awalnya saat briefing, panitia sempat mewanti-wanti "kayaknya agak jutek orangnya jadi MC jangan sampai salah ngomong ya?" Lalu ada yang bertanya "tau darimana orangnya jutek?" Dan dijawab lagi oleh panitia tersebut "soalnya pas ngabarin mengenai acara ini udah ngirim SMS (layanan pesan singkat) cuma dibales 'ya' doang.
Hemmm.. Sempet agak deg-deg an juga sih, tapi karena harus bersikap profesional maka Saya berusaha tenang. Acara berlangsung lancar dari pagi memulai dengan doa, sambutan ketua pelaksana dan koordinator Indo Barca Chapter Depok (IBCD), serta ucapan terima kasih pada perwakitan fanbase-fanbase yang telah menyempatkan hadir pada acara tersebut. Tiba-tiba 2 orang panitia mendekati saya dan Ticko "oke, bang ve sudah dekat, siap-siap ya".
Jeng-jeng!!
Perasaan berkecamuk campur aduk sampai melihat Bung Ve memasuki arena. Beliau datang tidak sendirian, beliau datang dengan anak perempuannya yang bernama Jojo Bell, ibunya dan beberapa asistennya. Bung Ve terlihat sebagai sosok penyayang karena Jojo Bell ingin selalu digendong oleh Bung Ve. Beliau datang bersama keluarga karena setelah dari acara kami beliau akan melanjutkan kegiatan hari itu dengan beribadah di gereja.
Sungguh luar biasa kesan pertama saya terhadap beliau. Waw, penyayanv keluarga ternyata. What's next?
Saat itu IBCD mengundang Bung Ve untuk memberikan coaching clinic pada adik-adik dari terminal depok. Sehingga begitu Bung Ve sampai Ia langsung bertanya dimana ruang gantinya karena beliau ingin berganti pakaian menjadi baju futsal.


Dendi (Koordinator Penya Barcelonista Indobarca Depok) sedang memperkenalkan bung Ve kepada adik-adik terminal Depok
 Acara dilanjutkan dengan coaching clinic, dengan sabar Bung Ve mengajari adik-adik berumur 5-13 tahun yang khusus di undang dari terminal Depok. Berkali-kali Bung Ve memanggil nama beberapa adik yang kehilangan fokus. Pada akhir sesi beliau memberikan hadiah (yang beliau bawa sendiri dari rumah, bukan dari panitia) kepada adik-adik yang beliau anggap cepat belajar dan semangat berlatih dan tidak lupa untuk menampilkan freestyle ala Bung Ve. Sungguh profesional.


Bung Ve berfoto bersama usai Coaching clinic

Seorang Vennard Hutabarat--yang notabennya adalah mantan pilar timnas Indonesia, komentator AntvBola, dan termasuk dalam 200 Nomination Best Futsal Players in the World pada tahun 2004 ini--menyempatkan hadir ditengah2 kesibukannya untuk melatih adik2 dari terminal Depok bahkan memberikan mereka hadiah. Saya merasa beruntung saat itu menjadi seorang pembawa acara (jadi bisa banyak chit-chat) dari mulai menanyakan hal2 menarik tentang futsal (yaitu proses belajar, bagaimana kita tidak boleh egois ketika bermain futsal yaah dibawa enjoy aja, memperbanyak kenalan) lalu harapan beliau untuk futsal kedepannya (semakin banyak putra-putri Indonesia yang gemar bermain futs karena saat ini futsal atau sepakbola yang menjadi mainan rakyat mulai tergantikan dengan mainan modern); hingga meminta beliau untuk memberikan sedikit ucapan "Happy Anniversary" untuk IBCD (katanya  diam2 beliau suka @FCBarcelona juga loooh) bahkan akhir kata bung Vennard ngajak main futsal bareng sambil bilang "no charge ya".


Bung Ve berfoto bersama panitia Anniversay PB Indobarca Depok yang ke-4

Semua yang awalnya saya bayangkan bahwa Bung Ve jutek atau sombong ternyata justru berbanding terbalik. Bung Vennard justru sangat down-to-earth, ditengah kesibukanny bersedia datang ke acara yang berbau sosial. Mungkin saat panitia SMS kala itu Bung Vennard sedang sibuk sehingga hanya dibalas satu kata, atau mungkin Bung Ve memang seperti itu kalau balas pesan to the point hehe. Pokoknya senang deh, kerjaan beres, dapet banyak pelajar pula. Semoga bisa bertemu dilain kesempatan, Bung. Sungguh sebuah pelajaran yang berarti.


See you next time, Bung Ve.

Tuesday, July 07, 2015

Sepakbola, Fenomena Fans Karbitan, dan Nonton Barengnya

Hallo, perkenalkan saya Dinda Januari, seorang mahasiswi yang tidak begitu menyukai sepak bola. Orang-orang sering memanggil seseorang seperti saya ini dengan sebutan "fans karbitan". Berbicara soal karbit, dalam dunia perkebunan karbit digunakan untuk membuat buah lebih cepat matang (sebelum waktunya). Misalnya buah A akan matang dalam waktu 30 hari, dengan karbit bisa matang hanya dalam 14 hari saja. Sehingga karbit banyak digunakan agar buah dapat lebih cepat dijual dan lebih cepat mendapatkan keuntungan. Keterbatasan adalah buah menjadi lebih cepat busuk bila di karbit. Mungkin hal tersebut yang membuat orang-orang akhirnya menyebut seseorang yang baru menyukai sepakbola atau baru menyukai sebuah tim sepakbola sebagai fans karbitan. Karena biasanya, si fans karbitan ini "mudah menyukai suatu tim sepakbola, lalu mudah busuk (jenuh) lalu berpindah menyukai tim sepakbola lainnya. Atau bahkan, bisa tidak menyukai sepakbola sama sekali (ketika mereka sudah jenuh)".
Saya sendiri Alhamdulillah disebut karbitan mulai tahun 2011 (berarti sekarang bisa dibilang udah nggak karbit lagi ya hehe). Dan saya adalah Cules. Yup, pasti banyak benak yang berfikir "pasti ikutan cowoknya", atau "ahelah Barca mah gampang disukain orang, tahun segitu kan pas lagi naik daun, menang mulu". Kalau saya menanggapinya dengan ketawa-ketawa aja. Toh semua orang harus jadi karbit (newbie) dulu kan baru bisa jadi expert hihi.
Saya suka Barca awalnya memang diperkenalkan oleh pacar saya. Beliau yang suka ilang "yang, aku nobar dulu yah". Sampai-sampai saya penasaran apa itu Barca terus ternyata ada yang ganteng (gubrak!). Gak deng, gatau kenapa langsung suka aja. Kayaknya sih ada faktor emang pas belum suka sama tim manapun terus dikenalin Barca jadi sukanya sama Barca. Tapi sampai saya putus dengan dia saya tetap ikut nobar (nonton bareng) Barca, kok.
Bicara soal nobar, ada beberapa hal unik yang saya pelajari selama saya mengikuti beberapa nobar sepakbola:
1. Nobar gabungan dari 2 tim yang saling beradu hampir 30% berakhir ricuh, kecuali mereka yang tingkat toleransinya tinggi. 
2. Sebagian besar tim yang tidak menerima kekalahan meluapkannya dengan "mengata-ngatai" tim yang menang. Ini pasti terjadi. Apalagi el clasico. Tidak hanya saat nobar tapi keesokan harinya di twitter, status BBM, bahkan Saya sering sekali harus menelan ocehan teman-teman saya di kampus ketika Barca menang (walaupun teman saya itu bukan Madridista). Dan ocehan "mengata-ngatai" tersebut lebih parah ketika Barca kalah. Jadi, mau Barca menang atau kalah pokoknya mereka tidak suka Barca. Itu. Alasan. Yang. Sebenarnya. Titik.
3. Bahkan beberapa ada yang menghujat tim nya sendiri "si A mainnya jelek banget bikin gw bokek", "pelatihnya bodoh banget udah tau cidera malah dimainin jadi kalah, kan". Tim nya kalah bukannya di "puk-puk-in" pas lagi butuh bahu untuk sandaran malah dibully. Situ fansnya apa bukan? Hehe.
4. Saat nobar tidak hanya fans dari 2 tim yang saling beradu loooh.
Intinya, menurut saya sepakbola itu kan permainan rakyat. Dan permainan rakyat seharusnya mempersatukan, bukan memecah belah. Mau dia fans karbitan, mau dia fans tim A, tim B, tim C toh ikutan nobar juga, toh mereka punya tingkat toleransi yang tinggi. Alasan pertama, saat nobar Barca vs Juventus liga Champion kemarin saya sebagai fans Barca (Indo BarΓ§a Chapter Depok) amat sangat bangga dengan fans Juventus (JCI Depok) karena mereka menerima kekalahan tim nya dan tidak lantas menjadikan hal tersebut sebagai alasan untuk saling menghina. Walaupun saya akui Juve bermain agak "cenderung kasar" saat final kemarin.
Alasan kedua, paling tidak 2% supporter yang datang untuk nobar adalah pacar yang tim nya beradu (ada unsur keterpaksaan hehe) atau ada juga yang memang gila bola atau gila nobar gatau deh pokoknya mau tim apa aja dia tonton. Jadi, alangkah baiknya bila tidak merembet ke tim yang lain kalau "mengata-ngatai". Saya sendiri punya teman yang gila MU tapi mau-mau aja kalau saya minta temenin nobar Barca (yang saat itu bukan lawan MU hihihihi). Nampaknya, fans sejati adalah yang mendukung tim nya saat menang, tapi juga tidak meninggalkan saat tim nya kalah. Saya aja yang dibilang "karbitan" tau, masa kamu yang ngefans udah lama enggak? Ehehehe. Sekian, terima kasih sudah dibaca semoga bermanfaat.