Hey, hmm okay darimana saya bisa memulainya? Saya merasa bersalah denganmu wahai blog tersayang, saya mulai jarang menjamahmu, bahkan sekalinya menjamah hanya posting tidak jelas.
Oke, kali ini saya ingin bercerita. Cerita yang benar-benar cerita layaknya blog ini adalah sebuah halaman yang takkan pernah dibuka oleh orang lain. Saya berharap tidak ada yang membaca sebenarnya.
Kadang, seperti yang saya pernah bilang sebelumnya, blog ini hanyalah sebagian kecil dari isi hati saya. Hal itu terjadi karena saya menganggap blog ini sudah banyak yang tahu, apa yang saya tulis pasti terbaca oleh orang lain. Kadang, saya berfikir untuk membuat blog baru yang-tak-ada-seorangpun-mengetahui. Namun, apalah arti sebuah blog kalau seperti itu.
Oke, anggap saja itu pendahuluan.
Masuk ke perumusan masalah nih ya ceritanya. Mari bicara soal cinta. Banyak hal yang bisa diceritakan soal cinta. Saya sendiri lupa kapan pertama kali saya mengenal cinta, yang saya ketahui saya ini lahir atas cinta ibu dan bapak saya pastinya. Sampai di umur saya yang ke 19 tahun ini kurang lebih saya sudah 4 kali pacaran. Kalo kata Raditya Dika sih pacaran itu bagaikan seekor hamster yang tidak tahu kapan harus berhenti berlari di atas roda putarnya. Yep, tepat sekali memang pengibaratannya. Orang pacaran itu hanya bisa menjalani suatu hubungan, mereka bertahan, tapi mereka tidak dapat menjamin sampai kapan pertahanan itu bertahan. Kalo kata orang tua sih pacaran nggak usah terlalu dibawa serius kalo masih muda, kalo cocok ya lanjut kalo engga putus aja, toh pacaran itu masa penjajakan kan? Hemm emang sih masa penjajakan, tapi perasaan orang bukan untuk dijajal-jajal.
Hey yang di sana, apakah ketika Anda berkata bahwa Anda mencintai saya Anda benar-benar seperti itu?
Saya, sebagai manusia lebih tepatnya gadis yang normal, sesungguhnya ingin sekal dimanja. Kurangnya figur memanjakan dari Ayah saya membuat saya senang cari perhatian orang lain, hanya supaya saya dimanjakan. Saya sempat terpukul dengan peryataan Anda yang mengatakan bahwa saya seharusnya belajar untuk menjadi cewek mandiri dan tidak tergantung pada Anda. Saya merasa disindir habis-habisan akan hal itu. Tapi terima kasih, berkat Anda saya berusaha lebih mandiri sekarang.
Sempat berfikir tentang apa yang terjadi jika apa yang saya dan Anda jalani saat ini harus berakhir. Bukan merencanakan, hal ini bagaikan sepintas pikiran yang lewat di sore hari saat meminum segelas kopi. Aneh, namun tetap harus difikirkan. Tak ada yang menjamin kalau ini akan berhasil, bukan?! Makin kesini Anda makin mengenal saya, mengetahui setiap kejelekan baik yang saya buat ataupun yang timbul dengan sendirinya. Saya pun begitu, masih dalam proses pemantapan hati. Saya menyayangi Anda, dan saya rasa itu cukup.
Pemecahan masalahnya adalah berhenti berfikiran negatif terhadap saya. Saya tidak seperti mantan-mantan Anda. Saya juga tidak ada niatan untuk kembali pada mantan-manta saya. Dan ketika saya menyayangi seseorang, saya akan berusaha serius dengan dia. Saya ingin Anda mempercayai saya, bukan hanya kata namun hati.
Sebagai penutup, saya hanya ingin bilang : ketika pada suatu percakapan tiba-tiba saya menunduk atau memalingkan muka, tolong jangan anggap itu bentuk kemarahan saya. Saya hanya tidak sanggup menatap mata Anda ketiga saya ingin menangis, entah itu terharu, sedih, kecewa, atau baru saja menerima penolakan. Dan jangan larang saya untuk menangis, karena saya bisa menangis kapan dan dimana saja, meskipun Anda melarang saya untuk menangis, saya bisa kok menangis di kamar mandi, tapi, bisakah sekali-kali Anda memeluk saya ketika saya menangis? Sesungguhnya saya amat suka dipeluk, apalagi dalam keadaan sedih. Oiya satu lagi, saya masih menunggu saat dimana saya diakui. Saya bukan lelah menjadi seseorang yang selalu ditutup-tutupi, tapi bukankah lebih nyaman kalau tidak ada yang dirahasiakan. Saya juga ingin merasakan bagian itu, bagian yang belum pernah saya rasakan selama ini. Saya menyayangi Anda, saya memang seorang yang suka menghayal, tapi saya bukan pembaca pikiran. Katakan hal-hal yang ingin dikatakan agar saya mengerti, tidak ingin menuntut yang muluk-muluk, hanya ingin diberi perhatian yang lebih layaknya setiap hari adalah hari awal dimana hal yang dinamakan cinta itu bersemi :")
No comments:
Post a Comment