Pagi ini memang sudah bikin janji sama suster kalau aku mau kontrol. Biasanya kalo udah janjian sama suster tuh namaku bisa diberi nomor 1 atau nomor 2 jadinya nggak ngantri. Pagi ini nggak ada firasat apa-apa soal kontro kesembilan ini, hanya saja waktu kontrol kedelapan yang lalu dokter gigiku pernah bilang kalau gigiku mau diturunin, entah apa maksutnya aku juga kurang mengerti.
Benar saja, setelah telah setengah jam karena harus mengantar anaknya ke dokter THT, namaku dipanggil (kali ini nomor 2). Saat kutanya apakah gigiku jadi diturunin seperti yang dokter gigiku katakan tempo hari, dokter bilang dicek dulu. Setelah menyuruhku untuk membuka mulut dan menggigit, dokter bilang ada yang harus dicabut, paling tidak 2 gigi atas. Dokter gigiku ini memang orangnya sangat telaten dan sabar, soalnya berbeda dengan teman-temanku--yang berkawat gigi juga--yang dicabut pada pertama kali kontrol, aku malah baru diputuskan untuk pencabutan gigi pada kontrol kesembilan. Itu karena dokter bilang rahang atasku agak sedikt maju sehingga perubahannya nanti akan kurang signifikan, makannya dibutuhkan ruang untuk memundurkan gigi bagian atasku, agak ditidurin sedikit sih katanya. Entah kenapa aku sangat bersemangat sampai-sampai aku siap dicabut giginya, sekaligus dua, kala itu juga. Jadilah terjadi eksekusi itu. Tanpa minum obar dari paling tidak 3 hari sebelumnya, dokter langsung menyuntikkan obat bius ke gusi sekitar gigi yang mau dicabut, lalu suster langsung memegangi pipiku agar tidak bergerak, lalu dokter mulai menusuk dan menjepit gigi tersebut dengan tang, agak digoyang sedikit sambil kadang bertanya apakah terasa ngilu atau tidak, lalu munculah gigi yang penuh darah tepat didepan mataku. Alhamdulillah satu gigi berhasil dicabut, gigi atas bagian kanan, sepertinya sih gigi taring. Bagian kedua, aku tidak tahu pastinya apakah karena aku gugup atau karena gigi atas bagian kiri menggunakan ring, rasanya ngilu tak tertahan, padahal dokter juga sudah memberikan obat bius. Sampai gigi kiri atas itu berhasil dicabut aku masih merasakan ngilu.
Alhamdulillah gigiku berhasil dicabut dengan lancar, terimakasih yaa Allah atas kelancarannya
Setelah dicabut, dokter belum membolehkanku untuk makan hingga 2 jam kedepan. Lalu aku dilarang berkumur, hanya boleh minum karena takut mengalami pendarahan yang berlebihan. Gigiku diganjal kapas sampai aku susah berbicara, mungkin itu fungsinya juga untuk menahan darah yang terus keluar. Rasanya anyir sekali mulut ini.
Beginilah hasilnya saat kapas kulepas, 2 jam paska pencabutan gigi
Ini foto gigi atas kanan dari samping
Ini foto gigi atas kiri dari samping
Anyway, ini warna karetku bulan ini, Biru-Merah, salah satu bentuk dukungan untuk Barcelona yang mau ngelawan Bilbao dan Milan. Keep Calm and Barca will Win The Game! :D
Setelah merasakan nyeri dirumah bibi dan bermain dengan Khansa, dan kucingnya, hari ini dihabiskan dengan jalan-jalan ke Margo City tercintah bersama keluarga kesayangan. Aku sayang kalian; mamah, bibi nani, bude yati, mba put, caca, dan om rukma. Makasih buat hari ini :D
Oiya, satu lagi, ini fotoku bersama Kiko, si kucing cantik dari Serengseng Sawah ;)
No comments:
Post a Comment